Sunday, February 21, 2021

Lekra Tak Membakar Buku

Lekra Tak Membakar Buku
By:Muhidin M. Dahlan,Rhoma Dwi Aria Yuliantri
Published on 2020-09-30 by Mera Kesumba


|Di era Demokrasi Terpimpin (1959-1965), langit kebudayaan Indonesia dikuasai oleh Lekra de\u00adngan mengusung panji-panji agar semuanya diabdikan untuk mencapai tujuan revolusi yang belum ram\u00adpung. Buku ini mencoba mengungkap kembali apa sebenarnya yang terjadi di era yang sarat gesekan itu| (Prof. Dr. M. Syafii Maarif, guru besar sejarah, cendekiawan Muslim dan mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah serta penerima Magsaysay Award 2008) |Buku ini menarik terlepas dari sumber tunggal yang digunakan; memberikan informasi mengenai situasi Indonesia dari sudut pandang Harian Rakjat. Bagi sejarawan, buku ini menjadi sumber yang sangat berguna kalau mereka mau melakukan penelitian lanjut tentang peranan suratkabar, teru\u00adtama pada periode Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin. Oleh karena itu, terlepas dari setuju atau tidak, buku ini merupakan salah satu buku yang sangat penting| (Dr. Anhar Gonggong, sejarawan) |Kalau mau jujur, di masa Lekra-lah budaya kerakyatan itu menemukan 'masa keemasan'-nya. Hidup dan sangat bergairah. Di sana kebudayaan diarahkan sepenuhnya pada pemihakan yang jelas-tegas kepada kaum yang tertindas. Apalagi konsepsi 'seni untuk Rakyat' dalam konteks yang kongkrit itu didukung oleh koran progresif seperti Harian Rakjat. Jurnalisme yang terang-te\u00adrang\u00adan memproklamasikan diri berpihak pada kaum tertindas dan menentang secara terbuka filsafat-filsafat yang meracuni kebudayaan masyarakat. Koran ini juga yang dengan sadar me\u00adnye\u00addi\u00adakan pentas seluas-luasnya untuk menampung pikiran-pikiran kebudayaan seperti sajak, esei, cerita pendek, drama, dan sebagainya, yang barangkali tak dimiliki koran-koran lain untuk ma\u00adsa\u00adnya. Buku ini berusaha menunjukan bagaimana jalan kebudayaan rakyat itu dikelola secara sek\u00adsa\u00adma dengan menampilkan kekayaan wacana, refleksi, perdebatan budaya, lepas dari soal bahwa kemudian ideologi itu salah atau benar. Maka buku ini patut dibaca agar kita bisa menajamkan kembali pikiran budaya kita yang tak terlepas dari kepentingan rakyat. Sebab selama tak ada pemihakan yang jelas, selama itu pula seni untuk rakyat tak ada| (Dr. Sindhunata, budayawan dan penulis sejumlah buku) |Buku ini penting dan menarik, sebab mencerminkan hasrat generasi muda negeri ini untuk me\u00adnyu\u00adsuri kembali jejak sejarah bangsanya dari perspektif yang berbeda. Yaitu, dari perspektif yang lebih terbuka, lebih kritis, lebih kreatif dan lebih bersikap positif terhadap rakyat. Di sini ke\u00adli\u00adhatan bahwa jika dipercaya dan diberi kesempatan, rakyat Indonesia memiliki potensi yang lu\u00adar biasa untuk memajukan dan memakmurkan bangsanya. Sayang sekali potensi itu telah di\u00adba\u00adbat oleh segelintir penguasa yang suka berkolaborasi dengan keserakahan modal asing sambil me\u00adla\u00ad\u00adyani kepentingan diri-sendiri. Buku ini dapat menjadi pendorong untuk menegakkan kem\u00adba\u00adli kedaulatan rakyat Indonesia| (Dr. Baskara T. Wardaya SJ, Direktur PUSDEP, Pusat Sejarah dan Etika Politik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta) |Sosialisme sebagai sumber pemihakan tani-buruh dan seni budaya pro rakyat jelata yang hilang paska 1965 kini hidup kembali. Buku ini memberikan kita jejak pemikiran dan kepedulian popu\u00adlis yang berbasis kerakyatan itu| (Dr. Mudji Sutrisno, penggiat budaya dan pengajar studi filsafat di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia) |Ini adalah terbitan yang punya makna penting bagi Indonesia di masa periode Demokrasi Ter\u00adpim\u00adpin. Nilai dari buku ini adalah bahwa ia dengan sangat hati-hati menggunakan/mengumpulkan bukti untuk menyingkirkan mitos tentang Lekra yang muncul sebelumnya. Setelah buku Keith Foulcher tentang Lekra yang terbit pada 1986, tak ada lagi studi yang komprehensif tentang subjek yang paling penting ini, sehingga kita sangat berterima kasih kepada penulisnya yang memberi gambaran yang jelas tentang sejarah kebudayaan Indonesia| (Prof. Dr. Adrian Vickers, Professor of Southeast Asian Studies School of Languages and Cultures) |Riset ini membuka tabu; sebuah ruang ingatan yang ragu-ragu kita ketahui. Ragu karena trauma, ragu karena kegelapan, dan ragu karena hilangnya keberanian kritis untuk memeriksa masa lam\u00adpau. Dengan caranya sendiri, serpihan tulisan ini mengantar kita untuk mengenal sebuah masa, tentang sebuah gerakan kebudayaan yang dengan keras kepala dan dengan kepercayaan penuh di\u00adper\u00adtahankan pemeluknya. Kisah tentang 'the true believers'| (Taufik Rahzen, budayawan, kurator seni rupa, dan penggiat festival)

This Book was ranked at 21 by Google Books for keyword drakor alice.

Book ID of Lekra Tak Membakar Buku's Books is 77YAEAAAQBAJ, Book which was written byMuhidin M. Dahlan,Rhoma Dwi Aria Yuliantrihave ETAG "5+mDYmVXuCs"

Book which was published by Mera Kesumba since 2020-09-30 have ISBNs, ISBN 13 Code is and ISBN 10 Code is

Reading Mode in Text Status is false and Reading Mode in Image Status is true

Book which have "582 Pages" is Printed at BOOK under CategoryArt

This Book was rated by Raters and have average rate at ""

This eBook Maturity (Adult Book) status is NOT_MATURE

Book was written in id

eBook Version Availability Status at PDF is true and in ePub is false

Book Preview


No comments:

Post a Comment